MELATIH MENTAL KAYA PADA ANAK - Majalah Literasi Dinamis

Majalah Literasi Dinamis merupakan bagian dari Literasi Dinamis (LidiNews.com). Media Majalah Literasi Dinamis Membagikan informasi tentang Dunia Kampus dan Literasi.

Followers

Monday, March 9, 2020

MELATIH MENTAL KAYA PADA ANAK

MELATIH MENTAL KAYA PADA ANAK
Oleh : Irma Nur Ariyanti
Kehidupan setiap anak itu pasti berbeda. Ada yang hidup dalam keluarga serba berkecukupan, namun ada pula yang hidup dalam keluarga sederhana. Yang jika ingin sesuatu, harus bisa menabung dalam beberapa waktu lamanya. Berbeda dengan anak yang orang tuanya hidup dalam berkecukupan, keperluan apapun, bisa segera di penuhi oleh orang tuanya. 

Akan tetapi, Pemberian materi pada anak bukanlah hal yang utama. Memberikan pendidikan, membangun pola fikirnya, melatih mentalnya ke arah yang positif, itu adalah sesuatu yang sangat penting. Contohnya seperti yang akan saya bahas, yaitu melatih mental kaya pada anak.

Menjadi anak yang dermawan, disukai orang lain, banyak temannya yang sayang, itu idaman para orang tua. Maaf sebelumnya, atau apakah ada yang tidak menyukai anaknya jadi orang yang dermawan? Hehehe...

Orang tua kaya, belum tentu anak juga bermental kaya. Begitupun sebaliknya, orang yang hidup dalam kekurangan belum tentu juga bermental miskin. Ada yang orang tuanya kaya atau sederhana, anaknya pun bermental kaya.

Dia merasa iba, penuh simpati dan empati pada orang lain. Menerapkan mental semacam itu perlu pendidikan sejak dini.

Semua tidak terlepas dari pendidikan dan kebiasaan orang tuanya. Dari kebiasaan orang tua, anak akan mencontohnya. Apalagi jika kita beri pola fikir, bahwa bahagia itu adalah ketika membuat orang lain bahagia.

Saya akan memberi contoh anak bungsu saya. Ketika pulang latihan pencak silat tempo hari, dia langsung cerita.

"Mah, tadi Syahra ga jajan da," sambil cium tangan.

"Kenapa atuh? Uangnya mana?" ujar saya.

"Di kasiin ke anak kecil tea, yang suka cari barang bekas. Kasian," jawabnya polos.

"Ooh, ya udah. Pinter anak mamah teh," lanjut saya sambil mengusap kepalanya.

"Ya kan ngeliat mamah, mamah juga suka ngasih ke anak kecil itu. Ya udah, Syahra juga ngikutin".

Dor !
Tanpa saya sadari, apa yang sudah saya lakukan, ternyata diam-diam diperhatikan dan diikuti oleh si bungsu. Kehidupan kami, masih jauh dari kata kaya. Tapi, seringnya mendengar ceramah, mendengarkan kisah-kisah sukses orang-orang hebat yang senang berbagi pada sesama, hal itu sangat menginspirasi. Dan saya coba belajar untuk mempraktekannya.
Memang benar, semakin banyak berbagi, semakin banyak pula kebahagiaan yang kita dapat. Rezeki pun, sering datang dari jalan yang tak di sangka-sangka.

Begitu pula yang dilakukan oleh anak yang bungsu. Ketika temannya main ke rumah, dia selalu minta izin untuk memberi makanan yang saya buat pada temannya. Bahkan pada seekor kucing pun, dia akan dengan sigap meminta izin mengambil makanan kucing, untuk diberikan pada kucing yang datang ke rumah, walaupun bukan kucing kami.

Sampai suatu hari pernah bilang,
"Mamah, kalo kemana-mana teh bawa makanan kucing mah, jadi kalo liat kucing dijalan, bisa dikasih makan. Kan memberi pada binatang juga itu sodaqoh," ujarnya.

Namun, saya pun tetap memberi arahan, bahwa memberi itu adalah hal baik. Tapi, tetap harus bisa melihat mana yang benar-benar kewajiban, dan mana yang Sunnah. Misalkan saya pernah memberi nasehat,

"Kalo dibawakan uang untuk bayaran sekolah, nah, itu tetap harus untuk bayaran. Karena itu amanah dan kewajiban Syahra dari Mamah. Berbagi itu baik, namun Syahra juga harus faham, mana uang yang boleh untuk dikasihkan ke orang, dan mana yang harus diberikan pada yang sudah di amanah kan,"

Maka dari itu, dia selalu berbagi pada yang lain, dari sebagian uang jajannya.  Materi yang kita berikan pada anak-anak, itu bisa habis ibu, bapak. Namun pendidikan dan bekal ilmu, itu akan dibawa sampai akhir hayatnya bahkan sampai di hari nanti. Ingin anak kita bersikap baik, mulailah dari diri kita sendiri. Karena anak Insyaa Allah akan mengikuti dengan sendirinya.

Saya juga masih banyak belajar, semoga sharing ini bisa bermanfaat. Melatih anak bermental kaya, membuat dia bisa mengerti apa yang orang lain rasakan.

Sukabumi, 8 Maret 2020,
(Seorang Ibu penuh kebahagiaan)

No comments:

Post a Comment