Mahasiswa Rentan Alami Puber Intelektual - Majalah Literasi Dinamis

Breaking

Majalah Literasi Dinamis merupakan bagian dari Literasi Dinamis (LidiNews.com). Media Majalah Literasi Dinamis Membagikan informasi tentang Dunia Kampus dan Literasi.

Followers

Friday, April 10, 2020

Mahasiswa Rentan Alami Puber Intelektual


Mahasiswa Rentan Alami Puber Intelektual
Oleh : Arjuna H T M

Dewasa ini banyak sekali kata yang dicampur adukkan, dengan makna baru dan mencerminkan elastisitas zaman. Salah satunya kata puber. Meskipun kita tau puber artinya masa peralihan dari remaja menuju dewasa awal, namun ternyata seiring perkembangannya puber punya makna baru tapi jauh dari konsep biologis.

Yakni puber intelektual dan puber spiritual. Meski kedua puber baru-baru ini ada dalam dua konteks yang berbeda, namun tentang bagaimana puber yang dimaksud adalah sama, yakni dialami dalam saat tertentu dengan penyebab yang sama pula.

Mari kita bahas tentang puber intelektual yang biasanya dialami oleh para pelajar kita khususnya mahasiswa. Seperti halnya puber usia, puber intelektual dialami dengan cara unik dan terkesan transisi. Bedanya puber intelektual tidak memandang usia. Bisa dialami oleh seseorang dengan umur berapapun.

Puber intelektual ditandai dengan adanya seseorang yang dengan lantang menyerukan sesuatu hal yang baru ia pelajari, merasa argumennya paling kokoh dan paling benar. Serta akan jarang mendengarkan pihak lain yang tidak sepaham dengannya.

Fenomena tersebut sangat cocok dikaitkan dengan mahasiswa, dimana mahasiswa akan belaga menjadi salah satu tangan kanan bagi tokoh yang ia baca bukunya. Menyampaikan seluruh pemikiran tokoh tersebut dalam seluruh kesempatan. Padahal mereka baru saja mengenal. Yah baru saja mengenal tokoh-tokoh dengan pemikiran sukses seperti Marz, Tan Malaka, Jean Paul Satre dan tokoh lainnya yang biasanya mahasiswa katakan sebagai rujukan dari pembicaraannya.

Jadi sampai sini puber intelektual terkesan berlebihan namun bukan berarti salah. Sama sekali bukan suatu kesalahan tentang mereka yang menjadi ahli dalam ilmu pengetahuan apalagi merujuk pada tokoh terkenal. Hanya saja, butuh pengawalan agar apa yang mereka baca tidak mereka telan bulat-bulat dan menjadikan mereka thingking over load.

Pengawasan dengan banyak cara memang diperlukan agar ada perisai untuk ego yang akan muncul di dalam diri seorang mahasiswa. Pemikiran yang dikenal dengan deep thingking to view tanpa dibarengi pengawasan akan menjadikan pribadi yang non respect to all.

No comments:

Post a Comment