Oleh : Arjuna H
T M
Budaya membaca
di Indonesia semakin hari semakin menurun, terdapat banyak faktor yang
melatarbelakangi hal tersebut bisa saja faktor itu berasal dari diri sendiri ataupun
dari orang lain entah lingkungan atau hal lainnya.
Namun, ketika kita
melirik terhadap Negara Jepang, budaya membaca sangatlah populer. Di sinyalir dari
Yoshiko Shimbun, kantor berita harian terkenal Jepang yang berpusat di Tokyo. Bahwa
kebiasaan membaca diterapkan sejak anak- anak menduduki bangku sekolah, dimana seorang
guru meminta kepada siswa-siswinya untuk membaca 15 menit sebelum masuk kelas.
Hal tersebut sangat
efektif untuk melatih kebiasaan anak dalam belajar membaca. Terkadang bagi seseorang
yang sudah tidak lagi menduduki bangku sekolah, katakanlah mahasiswa. Apakah masih
etis seorang mahasiswa belajar membaca? Jawaban yang paling tepat ialah “iya dan
tidak ada kata terlambat untuk belajar dan memulai kebiasaan membaca.
Jika seorang mahasiswa
yang memiliki catatan kurang bagus semasa sekolahnya yakni malas membaca, maka segeralah
untuk memperbaiki diri dengan rutinitas membaca tersebut. Benar atau tidak bahwa
mahasiswa merupakan seorang pelajar yang memiliki derajat tertinggi di ranah pendidikan.
Dari derajat tertinggi tersebut pula seorang mahasiswa mempunyai tanggung jawab
besar untuk menciptakan tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.
Dengan tanggung jawab
inilah yang memaksa mahasiswa belajar membaca serta menjadikan aktivitas membaca sebagai kegiatan rutinitas setiap
hari. Mengapa harus demikian? Karena secara substansi mahasiswa memiliki pola bacaan
yang berbeda dengan siswa.
Seorang siswa cukup
membaca buku ataupun materi-materi lain yang bersumber dari Internet, berbeda dengan
mahasiswa.
Mahasiswa disamping
harus membaca buku, sangat dianjurkan membaca keadaan lingkungan. Karena fungsi
mahasiswa sebagai Agent of change, agent
of control, dan Agent of analysis tidak cukup diterapkan jika hanya mengandalkan
bacaan dari buku.
Peka terhadap keadaan
menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa sehingga dapat mengontrol keadaan sekitar
kemudian membuat perubahan kearah yang lebih baik.
Dari fenomena
yang terjadi pada kehidupan mahasiswa hari ini, alangkah baiknya jika seseorang
menjadikan Negara Jepang sebagai guru (digugu dan ditiru) dalam hal membaca. Seperti
yang sudah disampaikan sebelumnya yakni, membiasakan diri belajar membaca sebelum memasuki ruang kelas, serta selalu
menghabiskan waktu untuk membaca.
Jika mahasiswa hari
ini benar-benar menerapkan pola membaca Negara Jepang, mungkin mahasiswa tersebut
akan menjadi generasi emas Indonesia. Sehingga tidak dapat disangkal akan lahir
Soekarno-Soekarno lain pada era milenial ini.
No comments:
Post a Comment