Cakap-Cakap Estafet - Majalah Literasi Dinamis

Breaking

Majalah Literasi Dinamis merupakan bagian dari Literasi Dinamis (LidiNews.com). Media Majalah Literasi Dinamis Membagikan informasi tentang Dunia Kampus dan Literasi.

Followers

Friday, March 27, 2020

Cakap-Cakap Estafet


CAKAP-CAKAP ESTAFET
Oleh : Arjuna H T M


Pada suatu hari di suatu universitas negeri ternama, terdapat seorang mahasiswa semester 5 jurusan Hukum bernama Raymhat. Ia adalah anak yang cukup pintar dan juga sering aktif dalam kegiatan organisasi kampus. Dia orangnya juga easy going sehingga ia cukup disukai oleh beberapa rekan dan dosen-dosennya.

Namun terlepas dari semua itu, Raymhat memiliki satu kebiasaan/sifat buruk, yaitu iri, dengki atau gosip. Tak jarang pula ia membicarakan teman-temannya sendiri dari belakang. Terkadang, ia juga tak segan untuk menyindir rekan, kakak tingkat, hingga dosen yang ia anggap kurang cakap dalam mengatur/melakukan sesuatu. Pada satu waktu, pemilihan BEM baru kampus akan dilakukan dalam satu minggu kedepan. Terdapat tiga calon yang merupakan kakak tingkat dari Raymhat, ketiga calon itu adalah Raidi, Milkey, dan Kalpin.

Sebenarnya Raymhat tak begitu menyukai ketiga calon tersebut, tetapi ia paling tidak suka dengan si Raidi. Ia menganggap Raidi orangnya berpaham kanan yang hanya mementingkan uang dan dirinya sendiri. Saat itu, Raymhat sedang di kantin bersama temannya yang bernama Edi. Seperti biasa, ia menggosip dengan temannya itu.

“Eh Di, buat pemilihan BEM kau udah tau pengen memilih siapa?” tanya Raymhat.

“Hmm Mhatgkin aku bakal pilih Bang Raidi” Jawab Edi.

“Loh, emang kenapa?” tanya Raymhat keheranan.

“Yaa menurut aku kalau Bang Kalpin orangnya agak ribet kalau ngatur, terus kalau Bang Milkey aku sudah kenal sejak SMA, event-event yang dia urus waktu itu eenggak sampai ekspektasi sekolah, kalau Bang Raidi aku sukanya karena dia santai orangnya tetapi juga teratur kalau menjalankan organisasi” jelas Edi.

“Aih... kau salah, memangnya kau engga tau kalau Bang Raidi Cuma mementingkan duit doang?” tanya Raymhat.

“Lah, emang iya?” Edi keheranan.

“Kau tau enggak, waktu UKMnya dia menyelenggarakan event kemaren kenapa bulan April, bukannya Agustus? Yaa.. itu tadi, karena dia pengen nyari duitnya, kan setelah itu dia lengser dari ketua” ujar Raymhat.

“Oh gituya” jawab Edi dengan lugu.

Setelah itu Edi selalu terngiang-ngiang akan perkataan si Raymhat tadi. Kemudian, dia menceritakan hal tersebut pada salah satu temannya, Heru.

“Eh Ru… sini bentar dah” ujar Edi.

“Kenapa Di?” tanya Heru kebingungan.

“Emang bener ya kalau Bang Raidi orangnya agak kapitalis gitu?” tanya Raymhat.

“Maksudnya?” tanya Heru.

“Ya dia Cuma mementingkan dirinya sendiri gitu, malah aku dengar-dengar dia juga sering mengambil duit organisasi” jawab Edi.

“Aku dengar-dengar juga gitu sih, aku juga sudah enggak percaya sama dia” timpal Heru.
“Aku juga nih, nyesel aku pernah mengidolakan orang seperti dia” sahut Edi dengan nada sedikit kesal.

Bahkan mereka juga menceritakan keteman-temannya dari kampus lain. Pada saat hasil pemilihan BEM keluar, Raidi kaget bukan kepalang saat melihatnya. Ternyata Ia hanya mendapatkan suara sebesar 11% dari ketiga calon yang ada. Hal ini bukan tanpa alasan, pasalnya Raidi juga sudah gencar mempromosikan dirinya ke setiap penjuru kampus. Bahkan jabatan ia sebagai ketua salah satu organisasi ekstra kampus pun dicopot. Ia pun langsung curiga bahwa ada orang yang memprovokasi untuk membenci dirinya.

Ternyata ia juga memiliki seorang intel bernama Mega yang banyak orang tidak mengetahui hubungan keduanya. Ia memberitahu Raidi siapa yang memulai isu ini. Usut punya usut, ternyata Edi juga menceritakan hal ini pada Mega, yang merupakan gebetannya. Mengetahui hal itu, Mega langsung menceritakan hal itu pada Raidi. Raidi yang mengetahui hal itu langsung geram, ia berencana memberi Raymhat pelajaran.

Kebetulan ia juga satu fakultas dengan Raymhat. Keesokannya setelah sepulang kuliah, Raidi langsung menunngu Raymhat di dekat kelasnya. Setelah Raymhat kekauar, Raidi langsung memanggilnya.

“Mhat! sini Mhat!” panggil Raidi.

“Oh, kenapa bang?" tanya Raymhat.
Tanpa banyak basa-basi Raidi langsung melayangkan kepalan tangannya kewajah Raymhat.

“BUKKK,” Raidi menonjok muka Raymhat dengan sangat keras.

Semua orang yang melihat kejadian itu langsung memisahkan mereka berdua. Lalu orang-orang di sekitar langsung membawanya ke taman untuk membicarakan apa yang sedang terjadi. Raidi memaksa Raymhat untuk mengekauarkan unek-uneknya dihadapannya. Setelah itu, Raidi langsung menjelaskan pada Raymhat.

“Asal kau tau aja, aku enggak pernah sedikitpun ngambil duit organisasi manapun, aku mengadakan event di bulan April agar sebelum UAS nanti aku bisa santai, INGAT ITU!!” Jelas Raidi dengan nada kasar dan kesal.

Setelah kejadian ini Raymhat menyesalkan perbuatannya. Ia berjanji akan mengurangi kebiasaan iri, dengki dan gosipnya.
Setelah saat itu, Raymhat sering dikucilkan oleh teman-temannya dalam beberapa waktu. Meskipun akhirnya Raymhat bisa mengembalikan nama baiknya.


“Cakap-cakap Estafet”
Cakap-cakap estafet ini contohnya saya menyampaikan hasil diskusi saya kepada anda. Kemudian anda menyampaikannya kembali kepada teman anda yang lain, kemudian teman anda menyampaikan lagi pada orang lain, begitu hingga seterusnya.

Jadi, dari cakap-cakap estafet inilah yang membuat agitasi orang-orang dengan mudah menyebarkan informasi apapun. Kemudian, dengan cepat isu tersebar di daerah kampus hingga ke luar dari kampus.

Ketika informasi internal kampus sampai ke luar, maka kemungkinan akan mucul isu baru dan sangat memungkinkan mahasiswa mudah terpengaruh.

2 comments:

  1. “Cakap-cakap Estafet”
    Cakap-cakap estafet ini contohnya saya menyampaikan hasil diskusi saya kepada anda. Kemudian anda menyampaikannya kembali kepada teman anda yang lain, kemudian teman anda menyampaikan lagi pada orang lain, begitu hingga seterusnya.

    Jadi, dari cakap-cakap estafet inilah yang membuat agitasi orang-orang dengan mudah menyebarkan informasi apapun. Kemudian, dengan cepat isu tersebar di daerah kampus hingga ke luar dari kampus.

    Ketika informasi internal kampus sampai ke luar, maka kemungkinan akan mucul isu baru dan sangat memungkinkan mahasiswa mudah terpengaruh.


    Luar biasa, keren dah pokoknya, hehe...

    ReplyDelete
  2. “Cakap-cakap Estafet”
    Cakap-cakap estafet ini contohnya saya menyampaikan hasil diskusi saya kepada anda. Kemudian anda menyampaikannya kembali kepada teman anda yang lain, kemudian teman anda menyampaikan lagi pada orang lain, begitu hingga seterusnya.

    Jadi, dari cakap-cakap estafet inilah yang membuat agitasi orang-orang dengan mudah menyebarkan informasi apapun. Kemudian, dengan cepat isu tersebar di daerah kampus hingga ke luar dari kampus.

    Ketika informasi internal kampus sampai ke luar, maka kemungkinan akan mucul isu baru dan sangat memungkinkan mahasiswa mudah terpengaruh.


    Luar biasa, keren dah pokoknya, hehe...

    ReplyDelete